8 Kasus Kontroversial Game Online Yang Tidak Boleh Dimainkan – Ada beberapa game online yang super kontroversial dan konon katanya tiak boleh dimainkan.
Jadi, ini game yang sangat bikin heboh, hingga pemerintah dan banyak orang tidak setuju sama game ini. Banyak yang mengatakan, memainkan game ini itu seperti main dengan iblis atau setan, seram sekali, sehingga orang pada kaget mendengarnya
Ceritanya, game ini punya konten yang super ngeri, banyak darah-darah, mayat-mayat, dan hal-hal horor yang bikin bulu kuduk berdiri.
Bukan hanya itu, ada juga unsur-unsur mistik dan okultisme yang bikin orang-orang sangat ngeri untuk melihatnya. Game ini juga konon punya efek negatif buat psikologis pemainnya, seperti bikin depresi, susah tidur, dan bahkan bikin jadi makin terisolasi.
Bahkan, gak cuma soal kontennya aja, game ini juga bisa bikin kecanduan banget. Banyak cerita orang yang udah kecanduan, sampe-sampe gak bisa berhenti mainin. Ada yang sampe nglupain tugas sekolah, kerjaan, atau bahkan keluarganya. Jadi, ini emang kontroversial banget, dan mesti hati-hati kalo mau mainin.
Bahkan, beberapa negara sudah ngelarang game ini, dan ada aturan khusus buat melindungi anak-anak dari game ini. Tapi ya, masih banyak juga yang nekat memainkan, jadi kontroversinya tetep tidak hilang.
Intinya, game ini memang bikin geger, bikin heboh, dan bahkan bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Jadi, mendingan berpikir dua kali sebelum mainin game ini, bro!
AgarĀ kalian semua tidak salah langkah dalam memilih game yang kontroversi ini, sebaiknya kamu simak beberapa ulasan padaartikel ini, jadi untuk selanjutnya kamu bisa bijak dalam memainkan game yang sesuai dengan usia dan tidak termasuk dalam larangan pemerintah. Oke guys! Mari simak ulasannya!
8 Kasus Kontroversial Game Online Yang Tidak Boleh Dimainkan
1. Rape Day
Game ini menciptakan kontroversi besar karena isinya yang sangat kasar dan merusak. Game ini mencoba untuk merayakan tindakan kekerasan seksual dan pemerkosaan, yang secara luas sangat tidak pantas dan melanggar etika permainan.
2. Active Shooter
Game ini awalnya dimaksudkan untuk memungkinkan pemain untuk menjadi penembak aktif dalam sebuah sekolah. Ini memicu kemarahan dan kecaman karena insensitif terhadap tragedi penembakan sekolah sebenarnya.
3. Manhunt
Game ini kontroversial karena tingkat kekerasannya yang tinggi dan kecenderungannya untuk memuji kekerasan ekstrem dan tindakan kriminal.
4. Second Life
Meskipun bukan game dalam arti tradisional, Second Life memungkinkan pemain untuk berperan sebagai avatar dan terlibat dalam aktivitas sosial, termasuk yang merusak dan tidak etis seperti perjudian ilegal dan aktivitas seksual yang tidak pantas.
5. Blue Whale Challenge
Meskipun bukan game tradisional, Blue Whale Challenge adalah fenomena online yang sangat kontroversial. Ini adalah “permainan” yang mendorong pemain untuk menyelesaikan serangkaian tugas yang berbahaya, termasuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
6. Grand Theft Auto (GTA) Series
GTA adalah salah satu franchise game yang sering menjadi sumber kontroversi. Game ini sering mengandung kekerasan grafis, seksualitas yang eksplisit, dan tindakan kriminal. Beberapa pemain dan kelompok-kelompok advokasi telah memprotes game ini karena bisa mempengaruhi perilaku pemainnya.
7. Mortal Kombat Series
Game pertarungan populer ini terkenal dengan aksi kekerasan yang sangat grafis dan gerakan finishing yang ekstrem. Beberapa pemerintah dan kelompok advokasi telah menyuarakan keprihatinan tentang dampak kekerasan ini pada pemain, khususnya yang masih di bawah umur.
8. Custer’s Revenge
Game yang rilis pada tahun 1982 ini adalah contoh dari game dengan konten yang sangat kasar dan seksual. Game ini melibatkan karakter utama yang harus mencoba merampok dan memperkosa seorang wanita. Itu memicu protes dan kontroversi yang cukup besar.
Kontroversi dalam game ini muncul oleh karena ketidaksetujuan masyarakat terhadap berbagai unsur seperti kekerasan, seksualitas, atau bahkan efek yang ditimbulkannya.
Tindakan pengaturan dan regulasi game online dapat bervariasi di berbagai negara dan bergantung pada norma budaya dan nilai-nilai masyarakat setempat.